Seminar Nasional Keuangan Syariah

 

Semarang, 16 November 2016 bertempat di Gedung Aula 1 Lantai 2 UIN Walisongo, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Walisongo bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Seminar Nasional Keuangan Syariah dengan tema Menelisik Masa Depan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia: Peluang dan Tantangan. Tujuan seminar ini sebagai sarana edukasi dan informasi strategi pengembangan industri keuangan syariah nasional. Peserta yang diundang dalam acara ini terdiri dari para praktisi industri keuangan syariah, OJK, para dosen serta mahasiswa dari Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia.

Acara diawali dengan sambutan dari Dekan FEBI UIN Walisongo Dr.H.Imam Yahya,M.Ag. Beliau menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk panitia seminar serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang telah memberikan dukungan / support dalam acara tersebut.
Sambutan kedua disampaikan oleh Wakil Rektor III UIN Walisongo Prof.Dr.H. Suparman,M.Ag. Beliau menyampaikan harapan dengan adanya seminar ini bisa membantu kami memberikan pemahamannya tentang transaksi keuangan syariah , lebih lanjut beliau menyampaikan harapannya acara dapat terselenggara dengan lancar mahasiswa dapat mengikuti dari awal sampai akhir.
Sambutan ketiga disampaikan oleh Direktur Pengawasan OJK Regional Jawa Tengah. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa tugas besar kami mengawasi industry jasa keuangan syariah dengan keterbatasan SDM yang ada. Mahasiswa diharapkan senantiasa meningkatkan kompetensi dan pengetahuan di bidang Keuangan syariah sehingga nantinya dapat bergabung dengan kami menjadi bagian dari keluarga besar Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Seminar nasional keuangan syariah menghadirkan narasumber antara lain:
1. Muhamad Irfan Suharna ( Departemen Perbankan Syariah OJK Regional Jawa Tengah) dengan materi Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah. Beliau menyampaikan Prospek dan Optimisme kedepan : meskipun pangsa pasar perbankan dan keuangan syariah Indonesia masih relative kecil, namun tetap menyimpan potensi pertumbuhan yang besar kedepan antara lain: Institusi dan instrumen syariah yang cukup signifikan antara lain Indonesia sebagai the biggest retail syariah bank di dunia. Potensi populasi Indonesia 250 Juta ( 88% Muslim) dengan GDP/ kapita berkisar USD 3.800 dan ada kecenderungan kelas menengah penduduk Indonesia meningkat sehingga semakin besar permintaan akan instrument dan produk keuangan perbankan syariah yang lebih bervariasi. Fundamental ekonomi Indonesia yang relatif cukup baik dibandingkan emerging economies lain ( 3 terbaik negara pertumbuhan Ekonomi tinggi setelah India dan China di antara G20), dimana Inflasi relatif terjaga dan pertumbuhan ekonomi relatif cukup tinggi. Dukungan kebijakan pemerintah yang lebih kondusif seperti penggunaan bank syariah untuk alokasi APBN/APBD, pembentukan badan pengelola keuangan haji (BPKH) serta adanya roadmap perbankan syariah maupun masterplan keuangan nasional yang utamanya rencana membentuk KNKS dibawah presiden (rencana 2016-2017)
2. Hana Wijaya ( Direktur Operasional dan Unit Usaha syariah di Bank Jateng) dengan materi : Perkembangan Lembaga keuangan Syariah. Beliau menyampaiakan sasaran /isu strategis Perbankan syariah Nasional yang diantaranya: memperkuat sinergi kebijakan antara otoritas dengan pemerintah dan stake holder lainnya, Memperkuat permodalan perbankan syariah, meningkatkan pertumbuhan DPK dan sumber dana murah lainnya, meningkatkan peran bank syariah dalam pembiayaan pembangunan , memperbaiki kualitas layanan dan keragaman produk, memperbaiki efisiensi dan meningkatkan skala usaha, memenuhi kebutuhan kuantitas dan kualitas teknologi system informasi (TSI), meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, memperkuat serta harmonisasi pengaturan dan pengawasan
3. Dr.H.Imam Yahya,M.Ag ( Ketua AFEBIS dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam) menyampaikan materi : Peran Perguruan Tinggi Dalam Pengembangan LKS Di Indonesia. Beliau memaparkan isu-isu perbankan syariah dari sisi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Kekuatan perbankan syariah berdiri tahun 1990, negara dengan penduduk muslim terbesar dan dinamika keagamaan muslim baik dalam tataran pemikiran maupun gerakan,hal yang disorot terkait kelemahan perbankan syariah adalah lambannya perkembangan pangsa pasar perbankan syariah serta minimnya edukasi dan sosialisasi lembaga keuangan syariah di tengah masyarakat serta susahnya SDM berkualitas. Harapannya perguruan tinggi khususnya FEBI UIN Walisongo mampu menjawab permasalahan di perbankan syariah dengan menyediakan SDM yang mumpuni aspek syariah , Ekonomi dan Keuangan sehingga diharapkan sesuai kebutuhan industri keuangan syariah baik dari kuantitas maupun kualitas.

Dalam Seminar nasional ini bertindak sebagai moderator Drs.H.Wahab, MM yang memandu jalannya diskusi antara audience dengan narasumber. Peserta terlihat sangat antusias menanyakan isu-isu permasalahan terkini yang beberapa pertanyaan yang diajukan audience antara lain tentang perbandingan support pemerintah Malaysia dengan pemerintah Indonesia dalam industri keuangan syariah, kemudian terkait bonus demografi Indonesia, serta pertumbuhan tinggi tetapi market share yang masih rendah. Rangkaian acara seminar nasional keuangan syariah selesai pada pukul 13.00 WIB.