Studium General FEBI UIN Walisongo

Bertempat di Aula II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam telah menyelenggarakan studium general dalam rangka menyambut perkuliahan Semester Genap 2015/2016, Selasa ( 1/3). Kuliah umum yang dimulai pada pukul 08.30 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB tersebut diikuti oleh para Dosen dan Mahasiswa di lingkungan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang. Studium General kali ini membahas topik yang menarik yaitu tentang perbankan syariah dengan Tema Khusus: Resiko Imbal hasil dan Risiko Investasi pada Perbankan Syariah.

Acara studium general diawali dengan sambutan dari Ketua panitia studium general Dr. H. Ahmad Furqon, LC.,M.Ag kemudian dilanjutkan sambutan dari Dr. H.Imam Yahya,M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, lebih lanjut beliau juga melantik dan mengesahkan kepengurusan berbagai organisasi-organisasi kemahasiswaan seperti SENAT kemahasiswaan, DEMA ( Dewan Eksekutif Mahasiswa), HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) dan BPKMJ ( Badan Pelaksana Kegiatan Mahasiswa Jurusan).

Dalam kuliah umum kali ini FEBI menghadirkan 2 ( dua) narasumber yaitu dari kalangan internal kampus sendiri adalah Dr.Ari Kristin Prasetyoningrum, S.E.,M.Si, sedangkan dari eksternal kampus, FEBI mengundang Direktur TPC Corporation Owner STIFIn Learning Center Semarang Bapak Edy Darmoyo.

Dalam paparannya Dr.Ari Kristin Prasetyoningrum, S.E.,M.Si mengungkapkan bahwa Dana yang dikelola oleh bank syariah akan digunakan untuk investasi syariah harus sesuai dengan hukum Islam. Sifat risiko spesifik yang dihadapi Lembaga Keuangan Islam (Islamic Financial Institutions) yang memberikan dana melalui penggunaan kombinasi dari model pembiayaan yang diperbolehkan dalam Islam (Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, Salam, Istisna dan Ijarah), model pembiayaan berdasarkan pembagian keuntungan (PLS= Profit and Loss Sharing) dan non-PLS. Konsep bagi hasil (Profit and Loss Sharing) inilah yang akan mengakibatkan bank syariah juga harus mengelola dua risiko yang berbeda dari bank konvensional yaitu risiko imbal hasil dan risiko investasi .

Sementara Edy Darmoyo mengungkapkan bahwa Ekonomi Syariah Diterima Pasar karena lebih adil, bersih dan mententramkan, diharapkan mahasiswa tidak menjadi Syariah Bankers yang hanya mementingkan label syariah akan tetapi harus dapat menjadi Islamic Bankers yang mampu menerapkan nilai-nilai syariah di setiap sendi-sendi kehidupan.( fajar)