Pada acara Penglepasan Wisuda Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang angkatan 11, di Ballroom lantai 5 Haris Hotel Semarang, Dekan FEBI Imam Yahya diberi kejutan oleh para calon wisudawan FEBI. Senin, (26/8/2019).
Imam Yahya saat tengah menyampaikan sambutan terkaget dengan lampu ruangan yang tiba-tiba mati. Ia mengira hal itu sebagai arahan untuk segera menyudahi sambutannya.
Namun saat hendak mengucapkan salam penutupan, pembawa acara langsung melantunkan puisi untuk pria asal Brebes itu. Tak berhenti di situ, sebagai bentuk penghormatan kepada dekan pertama FEBI, para wisudawan, segenap panitia dan civitas akademika FEBI yang hadir menyanyikan lagu Man Ana secara serentak. Lampu flash handphone yang dinyalakan semakin memeriahkan momen itu. Suasana pun menjadi haru dan riuh dengan tepuk tangan usai lagu dinyanyikan.
“Surprise bagi saya. Suprise-nya bagus juga. Gak nyangka saya, saya kira mati beneran. Istri saya juga gak tahu. Ya surprise lah. Soalnya gini, ada kreatifitas, saya sangat menghargai semua kreativitas itu. Saya apresiatif,” kata Imam Yahya saat diwawancarai.
Bagi Imam Yahya, mahasiswa FEBI merupakan mahasiswa yang demokratis, kreatif dan kritis. Mahasiswa FEBI dinilai mampu bersikap kritis dengan kebijakan-kebijakan pihak fakultas. Meski begitu dengan kreatif mereka mampu menyikapi dan berkomunikasi dengan baik sehingga antara kedua belah pihak dapat menghasilkan keputusan yang terbaik.
“Anak FEBI kalau umpama harus masuk ke kanan, saya akan menginginkan ke kiri, mereka bisa mensikapi bagaimana caranya agar bisa ke kiri tapi dengan kreatifitas mereka sendiri. Itu yang saya suka dari temen-temen FEBI. Jadi tidak manut begitu saja dan juga tidak melawan tapi mengikuti kreatifitas mereka masing-masing. Mungkin jalannya berbeda dengan saya, tapi menurut saya itu proses yang harus dilalui oleh mahasiswa. dan itu terbentuk saya kira dengan berbagai media yang ada di FEBI,” jelasnya.
Pria yang suka memacai peci itu pun mengingatkan dan berpesan kepada mahasiswanya untuk tidak hanya aktif di bidang akademik saja, tetapi juga harus aktif di organisasi. Karena baginya, banyak softskill yang akan diajarkan dengan berorganisasi, salah satunya skill kepemimpinan.
“Pemimpin itu harus ditempa. Tempaannya adalah organisasi, baik intra maupun ekstra itu. Untuk itu saya selalu berpesan kepada mahasiswa, kamu itu jangan jadi kuliah pulang, pulang kuliah, tapi kuliah terus kegiatan, kuliah terus rapat dan sebagainya kalau kamu ingin menjadi pemimpin di masa depan. Karena kepemimpinan itu adalah skill yang harus di bentuk sejak awal,” ucap Imam Yahya.
Banyak hal dan perjuangan yang telah dilalui Dekan FEBI selama hampir enam tahun menjabat. Baginya, tiga kata yang menggambarkan fakultas yang dipimpinnya itu adalah spesial, kreatif dan profesional. [i]