Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang hari pertama berlangsung di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Timur. 140 mahasiswa mengikuti agenda dengan pakaian rapi hitam putih beralmamater. Senin, (2/3/2020).
Imron Mawardi Ketua MES Jawa Timur sekaligus dosen Universitas Airlangga menjadi narasumber dengan tajuk Potensi Ziswaf dan Sustainable Economy di Era Industri 4.0 pada sore ini.
“Tiga aspek dalam sustainable ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan,” terangnya.
“Peran zakat yaitu sebagai distribusi pendapatan dari yang punya ke yang tidak mampu, nilai (value) terlihat dari seberapa penting zakat itu untuk mustahik,” tambahnya dalam kesempatan berdialog dengan mahasiswa Ekonomi Islam ini.
Ditambah, zakat ini memiliki peran untuk mengentaskan ketimpangan ekonomi.
“seperti teori efisiensi Pareto, sebagai tujuan efisiensinya yaitu mengutamakan kesejahteraan tanpa membebani orang lain. Karena orang yang berzakat akan dibalas berlipat ganda oleh Dzat Yang Maha Kaya,” urai Beny Nur Miftahul Ulum Kepala Pelaksana BAZNAS Jatim.
Abdusalam Nawawi, Ketua baznas Jatim dalam sambutannya diawali dengan simposium dan arti penting ilmu zakat.
“Kalau tentang ilmu pertanyaan nya itu apa yang diamalkan. Bukan pengalaman yg menyakinkan ketika ilmu tidak diamalkan. Hal ini berkaitan dengan wajib zakat sesuai firman Allah, Apa yg kalian bayarkan berupa zakat untuk mendapatkan ridhaNya. Hal ini tidak akan bisa diterima oleh ekonomi kalkulator, tapi kita meyakini bahwa zat yg maha kaya menutup dan membuka rezeki bagi hambanya, terkhusus ketika kita ataupun orang tua kita mengeluarkan zakat,” jelasnya.