Pengelolaan dana haji selalu jadi masalah yang hangat diperbincangkan. Akumulasi dana per-2014 saja sebesar Rp 73,79 Triliun dan Rp 83,23 Triliun pada tahun 2015. Jumlah tersebut melejit menjadi Rp 147,65 Triliun di tahun 2022. Sedangkan pada tahun 2022 masih ada lima juta orang lebih jamaah haji yang antri berangkat ke tanah suci. Masalah pengelolaan dana haji ini ditangkap oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Semarang.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Dr Imam Yahya mengatakan, dia telah menyiapkan kader-kader untuk membantu mengelola dana haji yang professional.
Lulusan UIN Walisongo dan khususnya dari FEBI siap mengisi pos-pos yang dibutuhkan dalam pengelolaan dana haji, jelasnya saat memberikan sambutan dalam acara temu Dirjen Haji Kemenag RI dan CEO perbankan syariah se-Indonesia dan Seminar Nasional Perekonomian Syari’ah Menyongsong Pengelolaan Keuangan Haji di Era Baru yang digelar Kamis (4/12) di Auditorium kampus III Ngaliyan.
Sementara Prof. Abdul Djamil Dirjen Haji Kemenag RI menerangkan dengan terbitnya UUNo. 34 tahun 2014 tentang Pengelolaan Kuangan Haji maka keuangan haji harus dikelola secara profesional. Ke depan dengan adanya UU No. 34/2014 dana haji akan dikelola badan tersendiri di luar Kemenag yang bertanggungjawab kepada presiden melalui Kemenag, jelas Abdul Djamil.
Profesionalitas dan akuntabilias diterapkan untuk memenuhi keinginan publik. Informasi dibuka agar masyarakat tahu ke mana dana triliunan rupiah itu disimpan, diinvestasikan atau dikelola dalam bentuk lain untuk kepentingan jamaah. Sekarang eranya terbuka, kantor terbuka. Kalau tertutup, ada karyawan yang main game tidak ketahuan, kata Prof. Jamil.
Seminar dilanjut penandatanganan MoU Rektor UIN Walisongo Prof Muhibbin dengan Dirut BRI Syari’ah Moh. Hadi Santoso, Dirut Panin Bank Syari’ah Deni Hendrawati, Direktur BNI Syari’ah Imam Teguh Sartono, Direksi Bank Mandiri Syaria’ah Kusman Yadi,Dirut Permata Bank Syari’ah Achmad Permana, Dirut Bank Mega Syari’ah Beni Wicaksono dan Direktur Bank Jateng Syari’ah Agung Siswanto (H1)