Semarang – Kepolisian Daerah Jawa Tengah bekerjasama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo melakukan sosialisasi guna mencegah paham radikalisme yang merebak di tanah air khususnya di Provinsi Jawa Tengah.
Kapolda Jateng yang diwakili Dir Binmas Polda Jateng, Drs Agus Sunaryo mengatakan bahwa masifnya gerakan ISIS diberbagai Negara menimbulkan keresahan tersebarnya penyebaran isis di nusantara terutama di Jateng. Kami ingin menyatukan persepsi mencegah penyebaran ISIS di tanah air, ungkapnya pada Senin, (1/6).
Dia menambahkan, Bangsa Indonesia sebagai mayoritas muslim terbesar di dunia turut berperan dalam keamanan dunia. Para tokoh agama dan ormas islam diharapkan mampu mencegah ISIS. Radikalisme yang dilakukan ISIS bertentangan dengan HAM dan demikrasi di Indonesia.
Penyebab islam radikalisme disebabkan oleh beberapa hal yaitu kemiskinan, ketidakadilan, pemahaman yang sempit terhadap agama. Dan hilangnya jati diri sebagai anak bangsa yang bermartabat santun dengan budaya ketimuran, tambahnya.
Peran mahasiswa sebagai generasi muda sangat dibutuhkan, sebagai filter penyebaran radikalisme. Mahasiswa sebagai ujung tombak dalam penyebaran ke generasi muda. Masyarakat juga sangat guna menyebarkan islam yang rohmatan lil alamin. Sosialisasi ini saya harap bisa disebarkan ke pelosok desa-desa, tidak hanya sebatas seminar ini saja, tegasnya.
Rektor UIN Walisongo menandaskan bahwa munculnya paham ISIS tidak akan mempengaruhi mahasiswa UIN Walisongo, saya yakin mahasiswa kami memegang ajaran islam moderat. Islam yang memahami agama lain dan toleran.
orang yang terpengaruh radikalisme itu biasanya orang yang gagal melakukan tugasnya, yaitu orang yang prustasi. Sehingga dia mudah dirayu untuk masuk islam yang instan agar bisa masuk surga, paparnya.
Bahwa islam yang benar itu bukan menyeru kekerasan yaitu islam yang damai, yang bisa berdampingan dengan agama lain. Pada zaman rasul muslim juga berbaur dengan orang yahudi dan majusi, tapi tetep toleran, tambahnya.