Semarang, 22 Oktober 2024 – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar acara Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi dan Manajemen Risiko yang diselenggarakan pada hari Selasa, 22 Oktober 2024. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pimpinan dan pejabat penting dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo: Dekan FEBI dan Wakil Dekan, Ketua dan Sekretaris Satuan Pengawasan Internal (SPI), Ketua dan Sekretaris Program Studi (Sekprodi), Kabag dan Kasubag FEBI UIN Walisongo. Selan itu acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor II UIN Walisongo. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat komitmen sivitas akademika UIN Walisongo dalam menerapkan budaya anti-gratifikasi dan memperkuat sistem manajemen risiko di lingkungan universitas. Gratifikasi, sebagai bentuk pemberian yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, dapat merusak integritas lembaga dan merusak kepercayaan publik. Oleh karena itu, upaya sosialisasi ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman serta kesadaran seluruh civitas akademika terkait dengan pengendalian gratifikasi dan manajemen risiko yang efektif.
Acara ini dibuka oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Walisongo Dr. H. Nur Fatoni, M.Ag, Dalam sambutannya Beliau menyampaikan bahwa pengendalian gratifikasi adalah elemen kunci dalam menciptakan tata kelola yang baik (good governance). Beliau juga mengingatkan bahwa sebagai salah satu fakultas yang berurusan dengan manajemen keuangan dan ekonomi, FEBI harus menjadi contoh dalam menjaga integritas.“Kami di FEBI berkomitmen untuk mendukung segala upaya dalam pengendalian gratifikasi. Sebagai fakultas yang mengedepankan transparansi dalam pengelolaan keuangan, kita harus menjadi yang terdepan dalam menghindari segala bentuk gratifikasi yang dapat mencederai kepercayaan publik,” ujar Dekan FEBI. Lebih lanjut, Dekan FEBI juga menekankan pentingnya manajemen risiko dalam operasional fakultas. Menurutnya, pengelolaan risiko yang baik akan membantu FEBI dan seluruh unit di UIN Walisongo dalam mencapai target dan tujuan strategis tanpa gangguan yang berarti.
“Dengan sistem manajemen risiko yang baik, kita dapat mengidentifikasi potensi masalah sejak dini, sehingga langkah mitigasi dapat diambil lebih cepat. Ini adalah langkah penting dalam memastikan kelancaran operasional fakultas dan universitas secara keseluruhan,” tambahnya.
Selain itu acara ini juga di hadiri Wakil Rektor 2 UIN Walisongo Dr, Ahmad Ismail. Beliau memberikan pengarahan pentingnya kegiatan ini dalam upaya UIN Walisongo untuk menjaga budaya kerja yang bersih dan profesional. Beliau menekankan bahwa penerapan pengendalian gratifikasi bukan hanya sekedar kepatuhan terhadap aturan hukum, tetapi juga merupakan bentuk tanggung jawab moral dari seluruh sivitas akademika dalam menjalankan tugas dan kewajiban. “Pengendalian gratifikasi harus menjadi bagian dari budaya kerja kita. Ini bukan hanya persoalan administratif, tetapi terkait dengan bagaimana kita membangun universitas yang berintegritas dan transparan,” tegas Wakil Rektor II. Beliau juga menekankan perlunya semua unit dan individu di UIN Walisongo memiliki kesadaran kolektif dalam mencegah praktik gratifikasi yang dapat merusak citra dan kredibilitas institusi. Selain itu, beliau juga menggarisbawahi pentingnya manajemen risiko sebagai salah satu alat untuk menjaga keberlanjutan operasional universitas.“Kita perlu memastikan bahwa seluruh risiko yang mungkin timbul dari aktivitas operasional kita bisa diidentifikasi dan dikelola dengan baik. Ini penting untuk memastikan visi dan misi universitas dapat dicapai secara efektif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Acara selanjutnya diteruskan oleh TIM SPI yaitu Ketua SPI Dr. Ratno Agriyanto, M.Si, Akt, CPA, Sekretaris SPI Mahmudi, S.Ag, M.Ag, dan auditor dan BU Firda beberapa topik penting yang dibahas meliputi: Pencegahan dan Penanganan Gratifikasi: Penjelasan mengenai langkah-langkah preventif dalam mencegah penerimaan gratifikasi serta cara melaporkan gratifikasi yang diterima secara tidak sengaja. Sistem Manajemen Risiko di UIN Walisongo: Paparan terkait implementasi manajemen risiko di setiap fakultas, serta pentingnya evaluasi dan mitigasi risiko secara berkelanjutan. Ketua SPI Dr. Ratno Agriyanto menjelaskan mengenai peran penting mereka dalam memastikan sistem pengendalian internal berjalan efektif dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Acara ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para pimpinan fakultas dan program studi di FEBI UIN Walisongo tentang pentingnya menjaga integritas dan transparansi dalam pengelolaan institusi. Dengan terselenggaranya sosialisasi ini, FEBI UIN Walisongo diharapkan dapat terus menjaga standar integritas dan tata kelola yang baik, sehingga dapat mendukung pencapaian visi universitas sebagai salah satu perguruan tinggi Islam unggulan di Indonesia.