HMJ Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Waisongo Semarang usai menyelenggarakan Webinar Orientasi Lulusan bertajuk “Peluang dan Tantangan: Peran Sarjana Ekonomi Syariah dalam Kontribusi Pengelolaan Ekonomi Negara”, (Sabtu, 24/10/2020).
Webinar dihadiri oleh tiga pembicara handal, yaitu Muhammad Zilal Hamzah selaku Dewan Penasehat DPP Ikatan ahli Ekonomi Islam Indonesia, Wahyu Jatmiako selaku Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syari’ah (MES) UK, dan Nur Fatoni selaku Akademisi/Dosen FEBI UIN Walisongo Semarang. Acara berlangsung secara virtual melalui Zoom Meeting yang dihadiri oleh 159 peserta.
Menjawab permasalahan peluang dan tantangan terhadap peran sarjana ekonomi syariah dalam kontribusi pengelolaan ekonomi negara menjadi tujuan utama seminar ini.
“Acara ini diharapkan dapat mengubah arah pandangan mengenai prospek kerja sarjana Ekonomi Islam yang tidak hanya melulu nanti akan kerja di bank, namun bisa bekerja di berbagai lembaga keuangan yang non-bank dan menjadikan mereka semakin gencar untuk terjun langsung daam kontribusi pengelolaan ekonomi negara dengan tetap berpegang para prinsip-prinsip ekonomi syariah,” ucap Agnes selaku Ketua Panitia.
Saekhu, Dekan III FEBI UIN Walisongo Semarang menekankan pentingnya mengetahui Peluang dan tantangan Ekonomi Islam dalam mengatasi perekonomian nasional.
“Peluang Ekonomi Islam terus mengalami kemajuan dan akan menjadi solusi dari Permasalahan Bangsa Menghadapi Tantangan Ekonomi Konvensional, Ekonomi Islam perlu diterapkan dan ditingkatkan eksistensinya karena manfaatnya yang luar biasa dalam mengatasi permasalahan bangsa,” ungkapnya.
Muhammad Zilal Hamzah menyampaikan bahwa peluang Ekonomi Islam tentunya berkaitan erat dengan tujuan jangka panjang dan jangka menengah Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi dan sasaran pembangunan Indonesia.
“Tujuan Jangka Panjang Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2020, menjadi 10 besar Ekonomi Dunia, dan meningkatkan produktivitas serta daya saing bangsa sedangkan Tujuan Jangka Menengah Pemerintah Baru yaitu meningkatkan produktivitas dan daya saing Global Indonesia, berkedaulatan pangan, energi dan keuangan, dan mengmbangkan ekonomi serta transportasi maritim. Maka Sasaran Pembangunan pada pertumbuhan ekonomi membangkitkan sektor manufaktur, meningkatkan produktivitas di semua sektor, dan mengembangkan sektor jasa untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Ini merupakan peluang besar untuk lulusan Ekonomi Islam”, terangnya
Di sisi lain, Wahyu Jatmiako mengatakan bahwa dalam institusi ekonomi memiliki beberapa level yang memiliki tujuan berbeda dalam ruang lingkup pemerintahan.
“Opportunity: your government is on your side, analisa leve ekonomi dibagi menjadi 4. Level 4 paling bawah, tentang supply demand bertemu. Level ke 3 membentuk lingkungan organisasi. Level 2 tentang institusi berbicara tentang regulasi, government support. Level 1 level tertinggi, embeddesness tentang culture, custom, religions. Dari masing masing level ini memang sifatnya dinamis. Tapi perubahannya itu berbeda beda waktu untuk bisa dicapai. Tidak hanya government yang memiliki support kepada ekonomi dan lingkungan syariah tetapi juga masyarakatnya,”pesannya dalam kesempatan.
Dalam closing statement, Nur Fatoni menegaskan bahwa lulusan sarjana Ekonomi Islam memiliki banyak peluang dalam prospek kerja dan harus memiliki sikap khusus yang harus dimiliki oleh para alumni.
“Prospek kerja alumni Ekonomi Islam itu banyak seperti di kementrian keuangan, BI, OJK, DSN MUI, atau menjadi wirausahawan. Tapi saat ini belum ada alumni kita yang kerja di lembaga tersebut maka itu menjadi tantangan bagi kita untuk menjadi bagian tersebut dan juga para lulusan ekonomi islam diharapkan memiliki sikap khusus yaitu taat dalam menjalankan ajaran islam, mengintegrasikan etika islam dalam aktivitas ekonomi dan bisnis serta memiliki sikap moderat,” pungkasnya.