Inspiratif, Ini Kisah Nasrur Wisudawan FEBI yang Jadi Loper Koran

Semarang – Tidak banyak mahasiswa UIN Walisongo yang kuliah sambil bekerja menjadi loper koran. Faktor waktu kerja yang mengharuskan pagi-pagi buta sedangkan ada waktu kuliah pagi akan menjadi pertimbangan mahasiswa. Namun hal itu tidak berlaku bagi Nashrur Rohim, wisudawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Islam UIN Walisongo angkatan 11. Selasa, (27/8/2019).

Di wisuda FEBI periode Agustus 2019 ini, Nashrur memperoleh penghargaan sebagai Wisudawan Paling Inspiratif. Selain itu, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,90, ia tercatat masuk dalam 15 wisudawan dengan IPK tertinggi paralel FEBI.

Nashrur lahir di Demak pada 11 Desember 1997. Hidup tanpa seorang ayah, dan hanya dengan ibu serta keempat saudaranya yang telah menikah, ia harus berusaha membiayai kebutuhannya sendiri. Biaya kuliah sudah dibantu oleh saudara-saudaranya, untuk itu ia tidak ingin menggantungkan semua kebutuhan hidup kepada keluarganya. Ia pun memilih untuk kuliah sambil bekerja menjadi loper koran di salah satu media massa di Semarang.

“Motivasinya pasti untuk memenuhi kebutuhan, pasti itu pertama. Terus saya pikir itu pekerjaannya tidak terlalu berat. Kerjanya hanya beberapa jam,” 

Mahasiswa jurusan D3 Perbankan Syariah ini menjadi loper koran sejak 2016 dengan gaji berkisar Rp 600 ribuan. Setiap harinya, mulai pukul 05.00 – 06.30 ia berkeliling mengantar koran ke berbagai kelurahan di Semarang. Biasanya ia mengantar koran ke daerah Wonodri, MT. Haryono, Barito, Jl. Majapahit, Jl. Soekarno Hatta dan di Kelurahan Penggaron.

Ia bercerita, kerjanya yang di waktu sangat pagi dan harus keliling ke berbagai banyak kelurahan tak jarang membuatnya telat masuk kuliah.

“Pernah pas di semester awal yang kuliahnya jam 06.10 atau nggak yang jam 07.00,”

Mendekati akhir kuliahnya, ia memutuskan untuk berhenti menjadi loper koran dan fokus mengerjakan Tugas Akhirnya. Kini, ia telah berhasil lulus dan menyelesaikan studinya. Ia mengatakan tidak akan muluk-muluk akan menjadi apa nantinya. Ia menilai apapun pekerjaannya nanti asalkan dia bisa produktif.

“Yang pasti harus produktif. Soalnya buat Ibu juga, Ibu sama aku soalnya,”

Selain sibuk kuliah dan bekerja, ia ternyata juga mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Komunitas Bisnis (KOBI). Berbagai kesibukannya itu telah membuatnya belajar tentang kerja keras dan manajemen waktu. Ia pun berpesan kepada teman-temannya untuk memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang ada.

“Saya berharap kepada teman-teman supaya manfaatkan kesempatan sebaik-baiknya dan jangan sampai mengecewakan orang tua. Barangkali ada yang nasibnya lebih buruk dari saya, tekadnya harus lebih dibulatkan untuk menggapai cita-cita,”

“Wisuda ini langkah awal untuk memulai kehidupan. Semoga keberkahan selalu terlimpahkan untuk kita semua,” 

[lpminvest]