Prodi D3 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan Surabaya dan Malang Propinsi Jawa Timur yang dimulai pada tanggal 28 sampai 30 Agustus 2017. Mahasiswa Program studi D3 perbankan Syariah selama 2 semester telah dibekali dengan teori-teori ilmu-ilmu keIslaman, ilmu ekonomi Islam dan operasional perbankan syariah. Pada semester awal, mahasiswa mendapatkan teori-teori ilmu-ilmu keIslaman dan pengantar ekonomi Islam, seperti tauhid, tafsir, fiqh, hadits, manajemen dan bisnis Syariah, akuntansi syariah dan ekonomi Islam. Pada semester kedua mereka mendapat mata kuliah ekonomi Islam dan operasional perbankan syariah.

Selain pengetahuan teori-teori keilmuan mereka juga dibekali dengan materi aplikatif yang sangat diperlukan bagi mahasiswa jurusan D3 perbankan syariah. Mahasiswa lebih diarahkan untuk menjadi operator sistem perbankan syariah. Kemampuan dibidang aplikasi sangat dibutuhkan untuk mereka. Prodi perbankan syariah memiliki kegiatan aplikasi ilmu, yaitu Kuliah Kerja Lapangan (KKL) . Kegiatan tersebut dilaksanakan di Institusi Regulator seperti Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan atau bank syariah. Tempat-tempat kunjungan Kuliah Kerja lapangan (KKL) tersebut dipertimbangkan dari aspek kesempatan dan tempat yang tersedia di lembaga-lembaga tersebut.

Kegiatan kuliah kerja lapangan (KKL) mengambil tempat di Institusi Regulator Bank yaitu Bank Indonesia (BI) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan atau Bank syariah serta lembaga non bank seperti, Usaha kecil menengah ekonomi kreatif. Mahasiswa yang mengikuti kuliah kerja lapangan ini adalah mahasiswa angkatan 2016. Pada tahun 2017 ini mahasiswa yang mengikuti KKL adalah sebanyak 129 mahasiswa. Mereka akan melakukan KKL di Surabaya dan Malang untuk mengetahui proses regulasi BI/ OJK, dan perbankan Syariah. Selain perbankan mereka juga akan mengetahui praktik pemasaran usaha kecil menengah yang menggerakkan roda ekonomi nasional.

Dengan mengetahui secara langsung proses produksi dan manajemen dari UKM (usaha kecil menengah) diharapkan mahasiswa mempunyai semangat untuk menjadi entrepreneur (pengusaha) yang saat ini baru di galakkan oleh pemerintah.

Koperasi BMT MASLAHAHA semula bernama Koperasi BMT MMU (Maslahah Mursalah lil Ummah) berkedudukan di Jl. Raya Sidogiri No. 10 Desa Sidogiri Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan, berdiri pada tanggal 17 Juli 1997 M atau 12 Robi’ul Awwal 1418 H. Terbentuknya koperasi ini bermula dari sebuah keprihatinan dari para guru MMU (Madrasah Miftahul Ulum) Pondok Pesantren Sidogiri menatap realita prilaku masyarakat yang cenderung kurang memerhatikan kaidah-kaidah syariah bidang muamalah, yaitu adanya praktik-praktik yang mengarah pada ekonomi ribawi yang dilarang tegas oleh agama.

Kunjungan ke BI KP Jawa Timur di terima oleh Bapak yason Taufik Akbar selaku Pelaksana Pengembangan UMKM. dalam paparannya beliau memberikan informasi singkat mengenai: ” Edukasi Keuangan Syariah” . Data Per Desember 2016, Perbankan Syariah (BUS, UUS, dan BPRS) memiliki market share sebesar 5,33% dengan jumlah aset sebesar Rp 365 triliun. Komposisi aset perbankan syariah 2016 terdiri atas 69,52% BUS, 27,98% UUS, dan 2,5% BPRS, dengan masing-masing senilai Rp254,1 T, Rp 102,3 T, dan Rp 9,1 T. Pembahasan selanjutnya tentang Transmisi Kebijakan Moneter.

Transmisi Kebijakan Moneteradalah proses bagaimana tindakan (kebijakan) bank sentral, melalui instrumen moneterdan sasaran operasional, A�ditransmisikan ke berbagai variabel ekonomi dan keuangan, sebelum pada akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir yang hendak dicapai (misalnya : inflasi dan pertumbuhan output).

Antara instrumen moneter yang dimiliki bank sentral dengan tujuan kebijakan, misal inflasi/pertumbuhan ekonomi, terdapat hubungan yang kompleks dan tenggat waktu (lags), serta melibatkan berbagai variabel ekonomi, dari pasar dan lembaga keuangan, pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dlm aktivitas ekonomi. Agar proses transmisi dalam rangka mencapai tujuan kebijakan dapat berjalan sesuai maka diperlukan sasaran operasional. Indikator sasasaran operasional dipilih karena: memiliki keterkaitan erat dengan sasaran antara dan tujuan kebijakan, dapat dikendalikan otoritas moneter, dan tersedia lebih segera dari pada sasaran antara seperti Contohnya : uang primer (M0)

Hal lain yang dibahas didalam sesi paparan materi yaitu uraianA� tentang Perencanaan keuangan. Beliau memberikan suatu kesimpulan bahwa : Perencanaan keuangan merupakan suatu rencana bagaimana penghasilan yang kita dapatkan dikelola untuk berbagai keperluan baik di masa lalu, masa kini dan masa depan. Masa lalu terkait dengan tindakan melakukan pengeluaran tanpa membayar secara penuh atau berhutang. Masa kini adalah menyusun anggaran belanja rutin dan memastikan pengeluaran tidak lebih besar daripada pendapatan. Masa depan adalah membuat rencana untuk pemenuhan suatu pengeluaran yang akan terjadi di masa mendatang, beberapa bulan ke depan atau bahkan beberapa tahun.